Obituari Prof. Dr. Jonathan Salusu, MA: Guru Besar Unhas – UKI Paulus Makassar yang Istimewa, Tangguh, dan Cemerlang

DUKA datang menyelimuti sanubari semua insan akademik. Mahasiswanya, koleganya, relasinya, dan tentunya keluarga tercinta. Sosok tangguh seorang akademisi hebat, guru besar, bapak bagi begitu banyak mahasiswanya di kampus dan figur sebagai suami ,ayah , kakek bagi keluarga, istri, anak dan cucu. Prof Salusu, begitu sapaan bagi banyak orang yang mengenalnya, berpulang, kembali ke kemah abadi Tuhan di surga, hari ini, di penghujung sang waktu menapak, 31 Maret 2021 di Kota Makassar.

Segala teladan ilmu yang telah disemai bagi begitu banyak almamater yang menghasilkan begitu banyak alumni sebagai bagian dari amal bakti dan panggilan pengabdian sebagai akademisi, intelektual dan cendikiawan sebagai seorang ” Professor – Guru Besar ” akan menjadi legacy – warisan yang agung nan abadi. Terimakasih atas warisan ilmu, teladan dan ketangguhan tentang eksistensi berpikir dan keilmuan yang cemerlang secara khusus di Almamater Pasca Sarjana Kampus UKI Paulus – Makasaar.

Pernah mendengar secara langsung tentang bagaimana tugas dan tanggungjawab agar misi yang diemban saat proses pemindahan Universitas Hasanuddin dari lokasi Kampus Baraya – Kandea ke lokasi Kampus Unhas sekarang di Tamalanrea bisa terlaksana sukses. Ada sukacita gembira yang saya saksikan terpancar dari raut wajah serta membuncah didada kebanggaan, tugas maha berat tersebut bisa di-eksekusi oleh Prof Salusu, begitu saya menyapa guru besar hebat dan dosen yang sangat senior serta istimewa ini. Prof Salusu mempunyai ciri khas memakai topi gaya detektif Mr.Kojak, saat secara runtut bertutur men-flash back memori hebat tugasnya tentang proyek pemindahan Kampus Unhas, sembari kami menikmati sajian ayam goreng di RM Ayam Goreng Sulawesi – Pattimura.

Baca Juga  Kukuhkan 5 Guru Besar Sekaligus, UKI Paulus Makassar Catat Sejarah

Detail, tegas dan fokus apa pokok bahasan kuliah dengan materi ajar power point yang penuh pernak-pernik dan beraroma ” negeri uncle sam – amerikan style sekaligus amerikan idol ” tentunya, karena selaras dengan episode lain dari cerita Prof Salusu tentang bagaimana saat studi di negara yang unity dengan 50 negara bagian tersebut. Materi ajar perkuliahan seperti hamparan peta negara “Joe Biden” dengan varian Biru , Merah , Putih dengan Bintang namun sangat eksotis, unik dan menukik pemaparan dan penjelasannya. Jangan tanya tentang bagaimana saat menjadi penguji. Pesannya sangat jelas. Beliau ingin mahasiswa secara intelektual bisa masuk dalam pertempuran ilmiah, berkelas dan akademik dalam tanya jawab ujian akhir. Menantang harapan sekaligus menawarkan cara elegan mengajak mahasiswanya masuk dalam bilangan kaum intelektual yang mempunyai reputasi dan kapasitas tinggi.

Baca Juga  Lakalantas di KM 14 Palopo, Seorang Pendeta Gereja Toraja Dikabarkan Meninggal Dunia

Tidak pernah berhenti membaca untuk berpikir adalah cara kaum terpelajar merawat hidup dan isi kepalanya agar terus bermanfaat bagi kehidupan. Itu pesan hebatnya, ketika tanpa terasa, saya dan Prof Salusu sudah tiba didepan rumahnya di Jl. Sunu, saat sehabis pulang bersama dari Kampus Cendrawasih. Terimakasih, kata Prof Salusu setelahnya, yang bagi saya adalah sebuah tanda khas tentang bagaimana orang berpendidikan terus menampilkan habit dan attidude yang etis dan etika. Terkagum saya sebagai muridnya saat merespon kebaikan itu lalu pamit.

Selamat jalan Prof Salusu. Saya hanya perlu waktu seharian bersama Prof Salusu saat itu, untuk kemudian tahu dan mendengar begitu banyak kisah hebat dan inspiratif secara langsung. Segala budi baik , amal bakti, cinta dan kasih sayang serta sikap hidup iman sebagai seorang Kristiani adalah bunga dan wewangian semerbak yang menghantar masuk dalam gerbang abadi di surga.

Baca Juga  Kukuhkan 5 Guru Besar Sekaligus, UKI Paulus Makassar Catat Sejarah

Oh iya Prof…Saya berdarah Toraja juga,Ibu saya, begitu saya sampaikan saat tanya bercampur heran dan ingin kepastian tentang saya.Viani, asalnya dari mana ? Kenapa pandai berbahasa Toraja ? Karena saat bersama ada begitu banyak saya menanggapi secuil dengan bahasa Indo – Toraya dan akhirnya Prof Salusu juga memakai bahasa Toraya. Oh Toraja ! Katanya

Male mo dikka Ambe kaboro ki, Prof Salusu..Male la tang sule-sule..

Ad vitam aeternam Prof.Dr.Jonathan Salusu,M.A.

Makassar, 31 Maret 2021

Viani Octavius — Alumnus Pasca Sarjana Hukum, UKI Paulus Makassar.

Komentar