Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Komunitas » Menemukan Model Bisnis; Catatan Ahli Komunikasi untuk Ulang Tahun ke-19 Kareba Toraja

Menemukan Model Bisnis; Catatan Ahli Komunikasi untuk Ulang Tahun ke-19 Kareba Toraja

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Kam, 15 Sep 2022

MENCAPAI usia 19 tahun bagi media lokal seperti Kareba Toraja sungguh sesuatu yang luar biasa. Bukan saja karena bisa survive dalam jatuh bangun perjalanan yang sulit. Tapi terutama konsistensinya berkarya dengan semangat cinta, yang kita semua ketahui, sungguh tidak mudah.

Tulisan singkat ini, bentuk apresiasi dan ucapan selamat. Dirgahayu, semoga Kareba Toraja terus berinovasi menemukan cara berkelanjutan untuk berkembang menjadi media lokal yang dipercaya melayani dan menyuarakan aspirasi masyarakat Toraja.

Posisi dan Relasi Unik

Saya mengikuti Kareba Toraja sejak masih dalam bentuk Tabloid (cetak) hingga bentuk digital sekarang. Mengikuti bukan sekadar sebagai pembaca dan penikmat. Saya sering menjadi pengkritik yang tak sabaran. Namun saat yang sama menjadi supporter dan pendoa yang patuh.

Relasi dengan Kareba Toraja dibangun bermula ketika saya diberikan klipping edisi tabloidnya untuk keperluan riset bersama Prof Okamoto dari Kyoto University di Toraja. Liputan Kareba Toraja yang fokus di Toraja dinilai sebagai representasi dinamika dua wilayah kabupaten, sekaligus mencerminkan perspektif kelompok etnik karena tabloid itu juga melayani pembaca komunitas Toraja di perantauan. Secara Jurnalistik media itu konsisten menerapkan prinsip-prinsip verifikasi dan objektivitas. Waktu itu, Kareba masih berkantor di sebuah kolong rumah di Tallunglipu. Hubungan tersebut terpelihara hingga sekarang, ketika media itu akhirnya pindah ke jantung kota Rantepao.

Relasi semacam ini adalah salah satu keunikan Kareba Toraja sebagai media lokal. Adanya hubungan secara mendalam media dengan khalayak pembaca seperti ini menjadi  pembuka gerbang jalan sukses sebagai entitas bisnis layanan publik.

Dengan latar belakang seperti ini, saya berharap Kareba Toraja menggunakan momentum ulang tahun ke-19 ini untuk menemukan cara berpikir baru untuk misi Jurnalistiknya ke depan.

Tren digitalisasi jelas menjadi gangguan yang sangat berdampak bagi media lokal, yang umumnya berada di wilayah pinggiran yang minim sumberdaya serta infrastruktur jaringan digital. Pandemi Covid-19 juga tak kurang dampaknya dalam operasi media. Namun demikian, Trends lokalisme dimana orang-orang cenderung kembali menemukan ikatan dengan komunitasnya selama masa pandemi dianggap sebagai peluang unik bagi media lokal.

Beberapa studi merekomendasikan cara berpikir baru yang diharapkan membuka kesempatan bagi media lokal untuk menentukan karakter lokalnya, menemukan kunci, praktik jurnalistik yang melibatkan, konten yang menjangkau dan model bisnis yang tepat di era digital dan pasca pandemi Covid-19.

Saya menilai, secara umum Kareba Toraja sudah cukup konsisten dengan ciri lokalitas menghasilkan berita untuk komunitas lokal, memberdayakan anggota komunitas berbagi kisahnya satu sama lain dan untuk khalayak pada umumnya. Kareba Toraja sejauh ini tidak tergoda untuk memuat berita-berita sensasional yang bertujuan memancing klik.

Kareba Toraja termasuk media yang cukup sukses menemukan khalayak khususnya, yakni warga di dua Kabupaten Toraja dan komunitas etnik Toraja di perantauan. Dari pengalaman dan amatan saya, Kareba Toraja cukup terlibat secara mendalam dengan khalayaknya. Konten liputan citizen jurnalis yang cukup banyak serta riuhnya interaksi pembaca di berbagai flatform media sosial Kareba menjadi pertanda baik jurnalisme yang melibatkan khalayak pembaca.

Model Bisnis

Ketika saya mendesak pengelola untuk segera beralih ke media digital, ada kesan lamban yang menjengkelkan. Namun ketika tabloid Kareba akhirnya bertransformasi menjadi www.kareba-toraja.com saya memahami proses ini tidak mudah. Perubahan itu cukup berpengaruh signifikan bagi Kareba di jagat maya. Traffic web terus meningkat seiring kemudahan akses dari berbagai flatforms. Konten Kareba akhirnya menjangkau secara global dan bisa diakses perantau dimana saja.

Menemukan model bisnis yang berhasil menurut saya menjadi “PR” bagi Kareba Toraja menjelang usia 20 tahun. Media ini sangat perlu menemukan model bisnis yang paling tepat saat ini untuk menciptakan keberlanjutan finansial. Mentalitas “tukang” tidak lagi cocok para jurnalis jaman kini. Jiwa entrepreneurship dan daya kreativitas para jurnalis harus digali dan dikembangkan, agar tidak menjadi “bagai tikus yang mati di lumbung padi”.

Memang ada beberapa tren kurang baik di sektor industri media di era digitalisasi dan pandemi. Tren konglomerasi media yang dengan rakus menguasai sektor berita lokal sangat mengancam media lokal sebagai pemain utama di wilayahnya sendiri. Berikutnya dari segi iklan, flatform seperti Facebook dan Google menggerogoti pendapatan iklan media, termasuk media lokal. Dari sisi pembaca, konten iklan seringkali dianggap gangguan jika terlalu banyak muncul. Pembaca tidak menyukai media iklan, apalagi parade iklan ucapan.

Yang lebih menjengkelkan adalah pembaca ingin berita mendalam dan berkualitas, namun enggan membayar. Menghasilkan satu laporan berita, jurnalis membutuhkan biaya liputan. Untuk laporan mendalam media harus merogoh kantong cukup dalam.

Di Amerika dan Canada, sejauh saya amati, media lokal cukup kuat dengan menggunakan beberapa model pembiayaan. Yang paling umum dan saya pikir cocok untuk karakteristik Kareba, adalah crowdfunding dan dukungan dana filantrofi. Urun dana maupun dukungan finansial LSM/NGO biasanya akan efektif jika media cukup dipercaya publik.

Kita salut dan memberikan apresiasi untuk Kareba yang menemukan Elemen, perpaduan Talenta dan Passion dalam melayani khalayak pembaca sehingga menjadi referensi terpercaya hingga saat ini.

Harapan kita ke depan Kareba Toraja mampu menggali potensi sumberdaya, berupa sumber finansial dan bakat dari komunitas yang dilayaninya. Potensi kadang tersembunyi di kejauhan, butuh upaya keras, cerdas dan serius menggali dan menemukan.  Menemukan jurnalis berbakat dan sumber dukungan finansial dari komunitas yang dilayaninya, adalah kunci pembuka sukses untuk Kareba selanjutnya.

Dirgahayu, Kareba tetap di hati!

Montreal, Canada, 13 September 2022

Dr. Stepanus W. Bo’do’

  • Penulis: Redaksi

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Setelah Makale, Garda JRM Juga Bersihkan Sampah di Pasar Ge’tengan, Mengkendek

    Setelah Makale, Garda JRM Juga Bersihkan Sampah di Pasar Ge’tengan, Mengkendek

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, MENGKENDEK — Setelah di Makale pada Selasa, 5 Januari 2020, Garda JRM, kembali menggelar bakti sosial di Pasar Ge’tengan Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja, Jumat, 8 Januari 2021. Tumpukan sampah yang sudah beberapa hari tidak diangkut di Pasar tradisional terbesar di Mengkendek ini, dibersihkan menggunakan alat berat dan diangkut dengan truk ke tempat pembuangan akhir […]

  • Balita 3 Tahun Korban Jembatan Putus di Rindingallo Ditemukan

    Balita 3 Tahun Korban Jembatan Putus di Rindingallo Ditemukan

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RINDINGALLO — Zheina, 3 tahun, balita yang menjadi korban jembatan putus di Lembang Lempo Poton, Kecamatan Rindingallo, Toraja Utara, ditemukan. Zheina ditemukan meninggal dunua dan mengapung di permukaan air, tepat di bawah Jembatan To’nanna, Lembang Maiting, sekitar 3 kilometer dari lokasi insiden. Untuk diketahui, delapan orang warga yang melintas di jembatan gantung Buntu Lepong, […]

  • SOSOK: Tamin, Penyuluh Agama Islam KUA Gandangbatu Sillanan yang Berdakwah Sambil Bertani

    SOSOK: Tamin, Penyuluh Agama Islam KUA Gandangbatu Sillanan yang Berdakwah Sambil Bertani

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    Tamin, 40 tahun, adalah seorang Penyuluh Agama Islam Non PNS (PAINO) pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Tugasnya adalah membina jamaah Masjid Jabal Nur Sangbua dan Masjid Babussalam Pa’gasingan di Lembang Kaduaja, Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Dalam menyampaikan dakwahnya, Tamin tidak selalu berada didalam masjid atau di forum-forum resmi. Tetapi saat sedang berada di kebun […]

  • Dalam 7 Bulan, 4 Warga Tenggelam di Sungai Maiting, Rindingallo

    Dalam 7 Bulan, 4 Warga Tenggelam di Sungai Maiting, Rindingallo

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RINDINGALLO — Cerita tentang pencarian peristiwa tenggelam maupun pencarian terhadap anggota Kodim 1414 Tana Toraja bernama SERDA TNI Amiruddin, belum juga hilang dari ingatan. Sebab, proses pencarian terhadap Babinsa Lembang Lempo Poton Koramil 1414-03 Rindingallo tersebut memakan waktu cukup lama, sekitar dua minggu dan dihentikan pada 24 November 2022. Berita tentang Almarhum SERDA TNI […]

  • 13 Tahun Menunggu, PWI Toraja Akhirnya Terbentuk

    13 Tahun Menunggu, PWI Toraja Akhirnya Terbentuk

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Setelah menunggu 13 tahun lamanya, organisasi wartawan tertua di Indonesia Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), akhirnya resmi terbentuk di Toraja. Terbentuknya PWI Toraja ditandai dengan diselenggarakannya Konferensi pertama PWI Toraja yang digelar Senin, 27 November 2023 di Aula Rumah Makan Ayam Penyet Rantepao, Toraja Utara. PWI Toraja menjadi salah satu organisasi wartawan di […]

  • Dua Unit Pertamini Hangus Terbakar di Jalan Poros Pangli, Toraja Utara

    Dua Unit Pertamini Hangus Terbakar di Jalan Poros Pangli, Toraja Utara

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, SESEAN — Kebakaran yang disebabkan oleh pompa bensin mini, yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan Pertamini, kembali terjadi di Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara. Dua unit Pertamini milik warga bernama Markus, yang terletak di jalan poros Rantepao-Pangli, tepatnya di dekat SMKN 1 Sesean, ludes terbakar, Sabtu, 23 Juli 2022 sore. Sebelumnya, kebakaran hebat yang […]

expand_less
Exit mobile version