Catatan 19 Tahun Kareba Toraja

Oleh: Dr. dr. Ampera Matippanna, S.Ked. MH*

BERUSIA 19 tahun bagi sebuah media massa (mass media)  yang tetap eksis menyajikan berita atau informasi, melakukan edukasi, dan  kontrol sosial kepada  penguasa adalah sebuah pencapaian yang patut mendapatkan apresiasi dari banyak pihak.

Media massa Kareba Toraja, dulunya berupa tabloid dwi mingguan yang kadang terbit terbit tepat waktu, kadang terlambat karena keterbatasan sumber daya (keuangan, SDM dan percetakan ) yang kemudian beralih menjadi media massa elektronik yang dapat diakses dan dibaca dengan mudah kapan saja dan dimana saja merupakan sebuah bukti dedikasi yang tinggi dari  para awak media yang tergabung di dalamnya.

Secara pribadi saya sangat akrab dengan media Kareba Toraja ini dan sangat memahami perjuangan keras yang dilakukan oleh awak media tersebut dalam mengatasi keterbatasannya untuk tetap setia menyapa para pelanggan setianya, khususnya terhadap komunitas masyarakat Toraja yang berdiaspora diberbagai wilayah dan daerah di negara ini.

Menurut hemat saya, media Kareba Toraja ini telah berhasil  “merebut” simpati masyarakat Toraja pada umumnya sehingga kehadirannya selalu dinantikan  setiap saat.

Kekuatan Pemberitaan

Baca Juga  Jelang Idul Fitri, PMTI Bagi Paket Sembako untuk Warga Muslim di Tana Toraja

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Kareba Toraja sehingga tetap eksis sehingga  dan dapat mencapai usianya yang ke 19 tahun serta menjadi idola publik adalah pada kekuatan pemberitaannya.

Kareba Toraja selalu menyajikan berita dan informasi publik yang aktual dan terpercaya, melakukan edukasi dan kontrol sosial dengan mengenyampingkan hal-hal yang bersifat subyektifitas dan asumsi atau untuk kepentingan tertentu bagi sekelompok orang atau golongan dan mengemasnya dalam bahasa komunikasi yang efektif dan berimbang.

Sepanjang pengetahuan saya, media Kareba Toraja bukanlah media abal-abal yang menjadi terompet penguasa atau politisi ketika para awak medianya mendapatkan “manisan” atau menjadi kontra penguasa atau politisi karena gagal mendapatkan “manisan”. Media massa yang ideal sesungguhnya memilki karakteristik yang berpijak pada pondasi kebenaran, kejujuran, keadilan dan keseimbangan dalam menyampaikan berita atau informasi kepada publik. Hanya media massa yang dikelola sedemikian inilah yang mampu bertahan untuk jangka waktu yang panjang, dan itu dimiliki oleh media kareba sepanjang dalam perjalanannya.

Saat ini sulit untuk menemukan media  massa  yang netral sehingga tidak heran jika digunakan sebagai lokomotif untuk mewakili kepentingan-kepentingan  pihak tertentu.

Baca Juga  Bersenggolan dengan Honda Jazz, Pickup Pengangkut Sayur dari Enrekang Seruduk Warung Makan di Makale

Kompetensi dan Integritas Jurnalistik Wartawannya  

Eksistensi sebuah media massa tidak terlepas dari kompetensi dan integritas dari para pewartanya.  Kompetensi menyangkut kemampuan atau kecakapan seorang pewarta dalam menangkap issu-issu aktual yang terjadi dalam masyarakat, mengolah dan mengemasnya dalam bentuk berita dengan menggunakan bahasa komunikasi massa yang efektif sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipercaya.

Sedangkan integritas menyangkut keseluruhan aspek yang berhubungan dengan nilai etis, moral dan hukum yang membungkus sikap dan perilaku seorang pewarta dalam melaksanakan tugas profesionalisme jurnalistik sebagaimana yang terkandung dalam kode etik jurnalistik.

Jurnalistik merupakan suatu profesi yang memiliki tanggungjawab besar dengan kebebasan pers yang dilindungi oleh undang-undang.  Tanggung jawab dan kebebasan pers harus berjalan dalam koridor yang benar untuk mencegah seorang pewarta terjerumus kedalam praktek jurnalistik yang kotor yang merendahkan harkat martabat manusia.  Tidak sedikit wartawan dengan alasan kebebasan pers membantai harkat dan kemanusian seseorang dengan pemberitaan yang tendensius dan tidak proporsional karena dijadikan target atau melakukan tindak kekerasan verbal, non verbal atau fisik dan bahkan pemerasan terhadap seseorang yang diduga terlibat dalam kasus hukum tertentu.

Baca Juga  Diduga Ada Praktek Perjudian, Polisi Bongkar Arena Sabung Ayam di Toraja Utara

Media Kareba Toraja sepanjang pengetahuan saya hingga usianya yang ke 19 tahun memiliki pewarta yang sangat kompeten dan berintegritas tinggi sehingga selalu menyediakan berita atau informasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang sehat dalam bingkai demokrasi sesuai dengan nilai-nilai etik, moral dan hukum yang terkandung dalam kode etik jurnalistik. Dengan kompetensi dan inegritas yang tinggi tersebut, maka kekuatan pemberitaan media kareba akan selalu terjaga dalam pemenuhan hak-hak publik akan informasi yang benar dan terpercaya.  Itulah sebabnya mengapa media ini dapat bertahan dan diminati oleh publik, khususnya bagi komunitas masyarakat toraja.

Semoga di usianya yang ke-19 ini Kareba Toraja tetap eksis, tetap menjadi media komunikasi yang efektif bagi masyarakat, khususnya komunitas Toraja. Juga tetap menjadi media yang edukatif dan kritis, serta berimbang. (*)

Makassar, 20 September 2022

*Dr. dr. Ampera Matippanna, S.Ked. MH adalah dokter ASN, pejabat yang ahli di bidang hukum kesehatan, dan rajin menulis di berbagai media massa cetak maupun online.  

Komentar